Contact

Rabu, 06 April 2011

Bandwidth dan Throughput


Walaupun di kantor Odik telah memakai leased line untuk koneksi internet, Odik tidak habis pikir mengapa kadang kala di waktu-waktu tertentu untuk mengakses situs web mail gratisan seperti mail.yahoo.com saja kecepatannya kalah dibanding jika Odik   memakai dial-up biasa dirumahnya pada malam hari. Padahal leased-line yang dipakainya memiliki bandwidth 64 kbps, baik untuk upstream mau pun untuk downstream. Mengapa bisa begitu?

Wajar kalau Odik   bingung dengan kecepatan koneksi internetnya yang tidak sesuai dengan bandwidth yang dilanggannya. Padahal sesuai dengan iklan penawaran leased-line yang dia lihat, secara teoritis kecepatannya akan lebih cepat dan lebih stabil dibandingkan dengan koneksi dial-up biasa. Tetapi mengapa suatu saat tertentu kecepatan koneksinya kadang lebih lambat dari pada dialup?
Itu karena selain konsep bandwidth, terdapat konsep lain yang mempengaruhi kecepatan aliran data dalam jaringan, yaitu Throughput.

Bandwidth

Seperti telah kita tahu, bandwidth paling banyak digunakan sebagai ukuran kecepatan aliran data. Tetapi apakah itu bandwidth sebenarnya? Bandwidth adalah suatu ukuran dari banyaknya informasi yang dapat mengalir dari suatu tempat ke tempat lain dalam suatu waktu tertentu. Bandwidth dapat dipakaikan untuk mengukur baik aliran data analog mau pun aliran data digital. Sekarang telah menjadi umum jika kata bandwidth lebih banyak dipakaikan untuk mengukur aliran data digital. Satuan yang dipakai untuk bandwidth adalah bits per second atau sering disingkat sebagai bps. Seperti kita tahu bahwa bit atau binary digit adalah basis angka yang terdiri dari angka 0 dan 1. Satuan ini menggambarkan seberapa banyak bit (angka 0 dan 1) yang dapat mengalir dari satu tempat ke tempat yang lain dalam setiap detiknya melalui suatu media. Bandwidth adalah konsep pengukuran yang sangat penting dalam jaringan, tetapi konsep ini memiliki kekurangan atau batasan, tidak peduli bagaimana cara Anda mengirimkan informasi mau pun media apa yang dipakai dalam penghantaran informasi. Hal ini karena adanya hukum fisika mau pun batasan teknologi. Ini akan menyebabkan batasan terhadap panjang media yang dipakai, kecepatan maksimal yang dapat dipakai, mau pun perlakuan khusus terhadap media yang dipakai. Berikut adalah contoh tabel batasan panjang medium dan kecepatan maksimum aliran data.
Sedangkan batasan terhadap perlakuan atau cara pengiriman data misalnya adalah dengan pengiriman secara paralel (synchronous), serial (asynchronous), perlakuan terhadap media yang spesifik seperti media yang tidak boleh ditekuk (serat optis), pengirim dan penerima harus berhadapan langsung (line of sight), kompresi data yang dikirim, dll.

Throughput 
Ternyata konsep bandwidth tidak cukup untuk menjelaskan kecepatan jaringan dan apa yang terjadi di jaringan. Untuk itulah konsep Throughput muncul. Throughput adalah bandwidth aktual yang terukur pada suatu ukuran waktu tertentu dalam suatu hari menggunakan rute internet yang spesifik ketika sedang mendownload suatu file.
Bagaimana cara mengukur bandwidth? Dan bagaimana hubungannya dengan throughput? Seperti telah diulas di atas, bandwidth adalah jumlah bit yang dapat dikirimkan dalam satu detik. Berikut adalah rumus dari bandwidth:

bandwidth = Σbits / s

Sedangkan throughput walau pun memiliki satuan dan rumus yang sama dengan bandwidth, tetapi throughput lebih pada menggambarkan bandwidth yang sebenarnya (aktual) pada suatu waktu tertentu dan pada kondisi dan jaringan internet tertentu yang digunakan untuk mendownload suatu file dengan ukuran tertentu. Berikut adalah formula pembanding throughput dengan bandwidth:

waktu download terbaik = ukuran file / bandwidth

waktu download typical = ukuran file / throughput

Dengan hanya mempergunakan bandwidth sebagai patokan, Odik menganggap seharusnya file yang akan didownloadnya yang berukuran 64 kb seharusnya bisa didownload dalam waktu sekedip mata atau satu detik, tetapi setelah diukur ternyata memerlukan waktu 4 detik. Jadi jika ukuran file yang didownload adalah 64 kb, sedangkan waktu downloadnya adalah 4 detik, maka bandwidth yang sebenarnya atau bisa kita sebut sebagai throughput adalah 64 kb / 4 detik = 16 kbps.
Sayangnya, throughput karena banyak alasan, kadang sangat jauh dari bandwidth maksimum yang mungkin dari suatu media. Beberapa faktor yang menentukan bandwidth dan throughput adalah: 
• Piranti jaringan
• Tipe data yang ditransfer
• Topologi jaringan
• Banyaknya pengguna jaringan
• Spesifikasi komputer client/user
• Spesifikasi komputer server
• Induksi listrik dan cuaca
• Dan alasan-alasan lain.
 
Akhirnya setelah memahami konsep throughput selain dari konsep bandwidth dan mengapa hal itu bisa terjadi, Odik bisa mulai memahami apa yang terjadi sesungguhnya pada jaringannya. Dengan memahami konsep-konsep tersebut kita dapat mulai memperhitungkan keperluan kecepatan koneksi internet kita yang sesungguhnya dan pilihan koneksi yang diperlukan. Bukan hanya karena termakan iklan yang menebarkan janji bandwidth yang tinggi dengan harga yang murah.

Selasa, 05 April 2011

Apa itu GNS3..???

GNS3 adalah sebuah program graphical network simulator yang dapat mensimulasikan topologi jaringan yang lebih kompleks dibandingkan dengan simulator lainnya. Program ini dapat dijalankan di berbagai sistem operasi, seperti Windows, Linux, atau Mac OS X.
Prinsip kerja dari GNS3 adalah mengemulasi Cisco IOS pada komputer anda, sehingga PC anda dapat berfungsi layaknya sebuah atau beberapa router bahkan switch, dengan cara mengaktifkan fungsi dari EthernetSwicth Card.
GNS3 merupakan tool pelengkap yang mudah dan gratis yang dapat membantu anda untuk mempersiapkan diri memperoleh sertifikasi Cisco, seperti CCNA, CCNP, CCIP, bahkan CCIE.
Ada beberapa router simulator di pasaran, tetapi terbatas pada command line-nya. Banyak command atau parameternya yang tidak mendukung pada waktu digunakan di lab latihan. Pada simulator ini, anda hanya melihat representasi output simulator router disana, dimana ketepatan hasilnya dibuat oleh pembuat software tersebut.
Dengan GNS3, anda seperti menjalankan router sesungguhnya. Jadi, anda akan melihat secara nyata apa yang IOS Cisco hasilkan dan anda juga dapat mengakses beberapa command dan parameter yang didukung oleh IOS tersebut.
Sebagai tambahan, GNS3 merupakan sebuah sumber terbuka yang dapat anda unduh secara gratis pada situs resminya di gns3.net. Anda hanya perlu menyediakan Cisco IOS yang akan digunakan bersama GNS3.
GNS3 awalnya dikembangkan oleh Jeremy Grossman. Yang selanjutnya dikembangkan oleh David Ruiz, Romain Lamaison, Aure’lien Levesque dan Xavier Alt. Dynampis dikembangkan oleh Christophe Fillot. Dynagen dikembangkan oleh Greg Anuzelli. Dan masih banyak lagi orang-orang yang berperan dalam mengembangkan software GNS3 ini.
Akhir kata, semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi kita semua (termasuk saya...hehehe), sebagai pengetauan dasar dalam mempelajari sebuah topologi jaringan. Tetap semangat dalam belajar dan memperoleh sertifikasi Cisco. Khususnya sertifikasi CCIE, dimana dengan sertifikasi tersebut, kita bisa bergaji Rp.20 juta/bulan di Jakarta bahkan Rp.50 juta /bulan di Timur Tengah
Screen shots

Untuk lebih lengkapnya silahkan download pdf ini http://www.4shared.com/document/_PSvktEQ/GNS3-05-tutorial.html

Konsep Dasar Wireless LAN

Teknologi Wireless LAN menjadi sangat popular saat ini di banyak applikasi. Setelah evaluasi terhadap teknologi tersebut dilakukan, menjadikan para pengguna merasa puas dan meyakini realiability teknologi ini dan siap untuk digunakan dalam skala luas dan komplek pada jaringan tanpa kabel. Wireless LAN bekerja dengan menggunakan gelombang radio. Sinyal radio menjalar dari pengirim ke penerima melalui free space, pantulan, difraksi, Line of Sight dan Obstructed LOS. Ini berarti sinyal radio tiba di penerima melalui banyak jalur (Multipath), dimana tiap sinyal (pada jalur yang berbeda-beda) memiliki level kekuatan, delay dan fasa yang berbeda-beda.
Awalnya teknologi ini didesain untuk aplikasi perkantoran dalam ruangan, namun sekarang Wireless LAN dapat digunakan pada jaringan peer to peer dalam ruangan dan juga point to point diluar ruangan maupun point to multipoint pada aplikasi bridge. Wireless LAN di desain sangat modular dan fleksibel. Jaringan ini juga bisa di optimalkan pada lingkungan yang berbeda. Dapat mengatasi kendala geografis dan
rumitnya instalasi kabel.

FREKUENSI
Frekuensi yang dipakai adalah 2.4 Ghz atau 5 Ghz yakni frekuensi yang tergolong pada ISM (Industrial, Scientific, dan Medial). Dalam teknologi W LAN ada dua standar yang digunakan yakni :
1. 802.11 standar indoor yang terdiri dari :
    a. 802.11 2,4 GHz 2 Mbps
    b. 802.11a 5 GHz 54 Mbps
    c. 802.11a 2X 5 GHz 108 Mbps
    d. 802.11b 2,4 GHz 11 Mbps
    e. 802.11g 2.4 GHz 54 Mbps
    f. 802.11n 2,4 GHz 120 Mbps
2. 802.16 standar outdoor salah satunya adalah WiMAX (World Interoperability for Microwave Access) yang sedang digodok penggunaannya di Indonesia.
Frekuensi 2,4 Ghz mempunyai 14 kanal dalam lebar pita frekuansi 84,5 Mhz seperti
terlihat pada gambar berikut :
Agar dapat saling berkomunikasi, setiap peralatan wireless harus mengunakan channel yang sama. Pengguna dapat mengatur nomor channel saat melakukan instalasi.

TOPOLOGITopologi LAN Kabel
LAN tradisional menghubungkan PC ke komputer lainnya yang juga menghubungkan ke file server, printer, dan perangkat jaringan lainnya dengan menggunakan kabel atau fiber optik sebagai media transmisi.

Topologi Wireless LAN
Wireless LAN memungkinkan workstation untuk berkomunikasi dan mengakses jaringan dengan menggunakan propagasi radio sebagai media transmisi. Wireless LAN bisa menghubungkan LAN kabel yang telah ada sebagai sebuah extensi atau menjadi basis dari jaringan baru. W LAN sangat mudah beradaptasi artinya dapat dirancang untuk lingkungan dalam ruangan dan juga untuk luar ruangan seperti menghubungkan gedung-gedung kantor, lantai produksi, rumah sakit dan Universitas. Dasar dari blok wireless LAN disebut dengan Sel. Sel adalah area yang dicakupi oleh Komunikasi Wireless. Areal cakupan ini tergantung pada kekuatan propagansi signal radio dan tipe konstruksi dari penghalang, partisi dan atau karakter fisik pada lingkungan dalam ruangan. PC Workstation, notebook, laptop, dan PDA dapat bergerak dengan bebas di dalam areal sell.
Setiap sel Wireless LAN membutuhkan komunikasi dan traffic management. Yang mana hal ini dilakukan oleh Access Poin (AP) yang mengatur komunikasi pada setiap wireless station pada areal cakupan. Station juga saling berkomunikasi satu dengan lainnya melalui AP, jadi proses komunikasi antar station dapat di sembunyikan antara satu dengan lainnya. Dalam hal ini AP berfungsi sebagai relay. AP juga dapat berfungsi sebagai brigde yakni penghubung antara wireless station dan jaringan kabel dan juga dengan cell wireless lainnya.
ROAMING
Jika ada beberapa area dalam sebuah ruangan di cakupi oleh lebih dari satu Access Poin maka cakupan sel telah melakukan overlap. Setiap wireless station secara otomatis akan menentukan koneksi terbaik yang akan ditangkapnya dari sebuah Access Poin. Area Cakupan yang Overlapping merupakan attribut penting dalam melakukan setting Wireless LAN karena hal inilah yang menyebabkan terjadinya roaming antar overlapping sells.
Roaming memungkinkan para pengguna mobile dengan portable station untuk bergerak dengan mudah pada overlapping cells. Roaming merupakan work session yang terjadi ketika bergerak dari satu cell ke cell yang lainnya. Sebuah gedung dapat dicakupi oleh beberapa Access Poin. Ketika areal cakupan dari dua atau lebih access poin mengalami overlap maka station yang berada dalam areal overlapping tersebut bisa menentukan
koneksi terbaik yang dapat dilakukan, dan seterusnya mencari Access Poin yang terbaik untuk melakukan koneksi. Untuk meminimalisasi packet loss selama perpindahan, AP yang lama dan AP yang baru saling berkomunikasi untuk mengkoordinasikan proses.
Load BalancingArea cakupan dengan banyak pengguna dan traffik yang padat membutuhkan multi struktur sel. Pada Multi Struktur Sel, beberapa AP digambarkan pada area yang sama untuk membangun sebuah arael cakupan untuk menghasilkan throughput secara aggregat. Sebuah station yang berada di dalam sebuah coverage area sacara otomatis mengasosiasikan diri dengan AP yang memiliki kualitas signal terbaik. Station akan terkoneksi dengan AP dengan pembagian yang seimbang pada semua AP. Efisiensi akan didapatkan karena semua AP bekerja pada load level yang sama. Load Balancing juga dikenal dengan Load Sharing.
Dynamic Rate SwitchingRate data pada masing-masing station secara otomatis disesuaikan berdasarkan kualitas signal yang diperoleh. Performance (throughput) akan dimaksimalkan dengan menambah rate data dan mengurangi re transmisi. Hal ini akab sangat penting untuk applikasi mobile dimana kualitas signal sangat fluktuatif tapi kurang penting untuk instalasi outdoor dimana kualitas signal stabil.
Media AccessWireless LAN menggunakan algoritma CSMA (Cariier Sense Multiple Access) dengan mekanisme CA (Collision Avoidance), sebelum sebuah unit memulai transmisi. Jika media kosong dalam beberapa milidetik maka unit dapat melakukan transmisi untuk waktu yang terbatas. Jika media sibuk atau padat, unit akan menunggu dengan random time sebelum mencoba lagi. Keuntungan dari CSMA adalah kesederhanaan. Hardware dan Software yang di implementasikan lebih sederhana, cepat dan tidak mahal dari pada hardware dan software yang diimplementasikan yang lebih kompleks. Menghindari Tabrakan Data Untuk menghindari terjadinya tabrakan data, setiap stasiun akan mentransmisikan frame RTS (Request To Send). Access Poin mengirim balik frame CTS (Clear To Send) untuk memulai transmisi data. Frame ini termasuk waktu saat stasiun mulai di transmisikan. Frame ini akan diterima oleh semua station dalam sel, memberitahukan bahwa ada unit yang akan ditransmisikan selama X milidetik, jadi yang lain tidak bisa melakukan
transmisi walaupun media transmisinya terlihat kosong.

Menghubungkan 2 Buah Laptop

Pendahuluan  
Berbagi file antar computer dalam sebuah jaringan mungkin sudah sering dilakukan. Namun, bagaimana jika kita sedang bekerja/mengerjakan tugas bersama teman yang sama-sama membawa laptop? Tentu saja kedua laptop tersebut harus disambungkan supaya kita bisa berbagi file secara langsung tanpa perangkat lain. Lalu, bagaimana caranya? Kita bisa memanfaatkan fasilitas wireless yang dimiliki oleh laptop. 

Isi  
Dalam pelajaran peer to peer, mungkin yang sering dipraktikan adalah menghubungkan dua buah computer menggunakan kabel. Lalu, bagaimana caranya menghubungkan dua buah laptop dengan memanfaatkan fasilitas wireless. Bagi yang belum pernah melakukannya, pada kesempatan kali ini, saya akan mencoba menjelaskan peer to peer pada laptop secara wireless. Cara menyambungkannya sebagai berikut. Klik dua kali icon Wireless Network Connection yang ada di notification bar.
Klik Properties.
Klik dua kali Internet Protocol (TCP/IP).

 Masukkan IP Addres 192.168.1.1, lalu klik tombol Tab. Dengan demikian, Subnet mask akan terisi secara otomatis. Lalu, masukkan Default gateway 192.168.1.1.


Klik OK. Akan kembali ke jendela Wireless Network Connection Properties. Kemudian, klik tab Wireless Networks.




Klik Advanced
Klik opsi Computer-to-computer (ad hoc) networks only, lalu klik Close.




Klik OK.
Lakukan hal yang sama pada laptop teman kita. Jika berhasil, kita bisa langsung berinteraksi dengan teman kita, bahkan bisa melakukan remote desktop (mengakses laptop teman pada laptop kita).

Penutup Catatan: IP Addressnya dibedakan, kecuali subnet mask dan default gateway. Angka terakhir saja yang diubah, sedangkan tiga angka pertama tetap. Misalnya, 192.168.1.x. Huruf x diganti dengan angka 2 s.d 255. Mudah, bukan? Selamat mencoba!